Selasa, 05 Oktober 2010

Brongkos

Di hari Sabtu pagi beberapa waktu yang lalu, kebetulan aku melihat pada salah satu stasiun tv,  Farah Quinn bersama seorang ibu sedang menyiapkan hidangan Brongkos, masakan khas dari Yogyakarta yang hampir mirip dengan Rawon hanya kalau pada Brongkos diberi santan sementara Rawon tidak pakai santan. Wuiiihh, jadi latah deh pingin ikutan masak Brongkos juga untuk menu maksi.......
Berhubung aku tidak nonton acaranya sedari awal, jadi ga sempat deh nyatat bumbu2nya :(


Ga masalah, kan ada Google...bukan begitu bukan?? .... :-) hihihihihi....


Akhirnya aku browsing sebentar di inet, dan lagi - lagi mampir ke blognya Dapur Mlandhing tuk lihat resep Brongkosnya * hehehe...Makasih ya Mba tuk resepnya :)*


Seperti biasa resepnya ada yang kumodifikasi sedikit ya, kutambahkan ketumbar dan kemiri.


Mau ikut uji coba resepnya ?


Hayuuk deh disimak aja resep berikut ini........


BRONGKOS


Bahan : 
500 gr tetelan sapi (kali ini aku pake sandung lamur)
5 tahu berkulit, potong diagonal
100 gr melinjo yang masih berkulit (kebetulan aku ga pake)
250 gr kacang tholo
1 liter santan
3 lembar daun salam
2 cm lengkuas
2 batang sereh
5 lembar daun jeruk purut
10 - 15 cabe rawit merah


Haluskan : 
3 buah kluwak, ambil dagingnya (pilih yang tidak berbau dan tidak pahit ya), tumis.
5 cabe merah
5 siung bawang merah
3 siung bawang putih
1 sdm ketumbar (resep asli ga pake)
3 butir kemiri, sangrai (versi asli ga pake)
Garam (sesuai selera)


Cara Membuat : 


  • Rendam kacang tholo semalaman, lalu tiriskan. (aku ga sempat rendam semalaman, jadi setelah kucuci bersih, kacang tholo kurebus hingga empuk)
  • Rebus tetelan sapi / sandung lamur hingga empuk, angkat.  Masukkan kacang tholo dan tahu dalam panci berisi air rebusan tetelan sapi / sandung lamur, aduk sebentar saja kemudian matikan api, sisihkan. Sementara itu iris daging tetelan sapi / sandung lamur kecil -kecil.
  • Tumis bumbu halus hingga harum baunya, tambahkan daun salam, laos, sereh, dan daun jeruk purut.
  • Masukkan kembali irisan daging ke dalam panci yang telah berisi tahu dan kacang tholo,  masukkan bumbu tumis ke dalamnya. Lalu didihkan.
  • Tambahkan santan, cabe rawit merah utuh dan biji melinjo. Lalu didihkan kembali. 
  • Sajikan




Cerita di Balik Layar : 
SERU !!!
Karena ini adalah kali pertamaku berurusan dengan yang namanya "KLUWAK".
Jujur, selama ini aku tinggal terima jadi aja dari si Mbak, alias si Mbak yang buka kulitnya lalu tinggal aku olah. Dan berhubung kali ini si Mbak masih juga mudik *naga-naganya ga balik lagi deh, mungkin kapok ya disuruh bukain kulit kluwak ???? hihihihi*, mau tak mau aku mesti berjuang sendiri.....


Baru nyadar, bahwa yang namanya kulit kluwak itu kerasnyaaaaaaaa amit - amit !
Beragam cara aku gunakan demi membuka  itu kulit, bahkan cara terbodoh sekalipun yakni dengan  mencoba menjepitkan kluwak pada lemari dapur !!!!! Kwak wawwww.....UDAH PASTI GAGAL LAH !!! *bodoh banget ya aku ini* hihihi........ (jangan tiru ya !)
Hingga...... akhirnya aku menemukan satu cara jitu, yakni menggunakan bantuan senjata perang : ULEKAN ! AHAA !! *seketika berasa jadi orang jenius* 


Hohohoho........


Berhasilkah ????


Kita simak ya strategiku........ hihihihi...
Pertama, kluwak aku pegang erat di atas "meja" dapur (meja dapur di rumahku adalah meja yang terbuat dari semen, batu bata dilapis keramik)
Lalu kluwak kupukuli dengan ulekan itu .
"CETHAK ! CETHOK ! DHOGG !! DHUOGG !! DHUOGGGG !!"
(Eh, sumpah ! suaranya mirip banget ama suara bapak tukang bangunan yang lagi mukulin tembok pakai palu itu lhoo)
Dan Kluwak pun tetap pada bentuknya semula. TAK MENUNJUKKAN SEDIKITPUN TANDA2 PERUBAHAN. *krik..krik..krik...krik*


"CETHAK ! CETHOK ! DHUOGG !!! DHUOGGG !!! DHUOGGG !!!"
CETHAK ! CETHOK ! DHUOGG !!! DHUOGGG !!! DHUOGGG !!!"
CETHAK ! CETHOK ! DHUOGG !!! DHUOGGG !!! DHUOGGG !!!"
CETHAK ! CETHOK ! DHUOGG !!! DHUOGGG !!! DHUOGGG !!!"
CETHAK ! CETHOK ! DHUOGG !!! DHUOGGG !!! DHUOGGG !!!"
dan....
"AUWWWWWWWWWWWWWW !!!!"
(naaaaaaaaaaa, yang paling akhir adalah jerit histerisku gara-gara itu ulekan nyasar mendarat empuk di telunjuk) gyhaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !!!!!!!


Celakanya....sambil meringis manis, kulihat kulit kluwak itu hanya terbuka dikiiiiiiiiiiiit banget !!
*gyhaaaaaaa, itu kluwak, kluwak apaan sehhh ???? Ngeledek banget ! awwasss....gue rebus elo entar !!* (esmosiku mendadak naik beberapa oktaf) hihihihi


Setelah beberapa menit berlalu.....itupun setelah dibantu doa restu Mama yang sempat terbangun dari istirahatnya lalu kubujuk rayu agar mau pula turut mendoakan perjuangan putrinya melawan kluwak *halah*
Akhirnya ......AKU BERHASIL !!!!!! Alhamdulillah.....Kulit kluwak itupun pecah dan menampakkan dagingnya yang berwarna hitam legam itu. I DID IT !! I DID IT !! 


Eittttssss ITU BARU SATU KLUWAK, Jeng !
Sementara, masih ada beberapa kluwak lagi yang menunggu dengan manis dalam kantong plastik.
hhhhmmmmmppppphhhfff.........


Singkat cerita.......
Akhirnya sekitar 8 kluwak berhasil aku buka kulit dan kukeluarkan dagingnya. Tapi, berhubung 3 kluwak berbau busuk dan berasa pahit maka tak jadi kumasukkan nominasi. Hanya 5 kluwak saja yang kusertakan dalam brongkosku..... *sayang kalo hanya dipakai 3 sesuai anjuran resep,  kalo mengingat telunjukku yang malang* hikx...hikx...hikx
***


Jadi gitu deh Pembaca, cerita di balik layar pembuatan brongkos ini.....
Pesan moral yang kudapat dari pengalaman berharga ini adalah : 
"Kalo suatu saat belanja ke Supermarket, jangan lupa ya  tanyakan info tentang keberadaan "BUBUK KLUWAK ATO KLUWAK SIAP PAKAI" biar ga perlu repot - repot kayak gitu lagi.... ihihihihihihi..... :D *tertawa garing*

Tidak ada komentar: